Rabu, 12 Juni 2013

Diet ADHD: Tips Menyiapkan Makanan untuk Anak dengan ADHD

Sebelum mengetahui lebih banyak tentang diet untuk anak-anak ADHD, ada baiknya untuk sekilas kita mengenal tentang ADHD terlebih dahulu. ADHD atau ‘Attention Deficit Hyperactivity Disorder’ pada dasarnya termasuk dalam gangguan perkembangan neurokimia. ADHD membuat seorang anak menjadi sulit berkonsentrasi dan menyebabkan hiperaktivitas. Penyebab kondisi ini merupakan kombinasi dari faktor biologis dan masalah genetika yang disertai dengan kurangnya perhatian orang tua. Beberapa gejala utama ADHD meliputi ceroboh, tidak perhatian, kurang konsentrasi, pelupa, gelisah, berbicara tanpa henti, tidak sabar, perilaku agresif, dll. Anak dengan ADHD perlu mendapatkan asupan makanan yang tepat untuk mengendalikan kondisi ini.

Dewasa ini, anak ADHD semakin banyak. Sekarang prevalensi anak ADHD di Indonesia meningkat menjadi sekitar 5% yang berarti 1 dari 20 anak menderita ADHD. Peningkatan ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik ataupun pengaruh lingkungan yang lain, seperti pengaruh alkohol pada kehamilan, kekurangan omega 3, alergi terhadap suatu makanan, dll.
Pada anak ADHD terjadi gangguan yang mempengaruhi beberapa bagian dari otak, yaitu:
  • Lobus Frontal
Bagian lobus frontal membantu kita untuk memfokuskan konsentrasi, membuat keputusan yang baik, mempersiapkan rencana, belajar dan mengingat apa yang telah dipelajari, dan menyesuaikan diri dengan situasi.
  • Mekanisme inhibitor dari cortex
Mekanisme ini berfungsi untuk mencegah kita berperilaku hiperaktif dan bertindak semaunya serta mengendalikan emosi.
  • Sistem limbic
Merupakan dasar dari emosi. Sistem limbik yang normal akan menghasilkan emosi yang normal, tingkat energi yang normal, waktu tidur yang normal dan kemampuan untuk mengatasi stress yang normal. Gangguan pada sistem limbik akan berpengaruh terhadap keadaan-keadaan tersebut.
  • Sistem aktivasi reticular
Sistem ini berfungsi untuk menerima dan menyaring data yang masuk dari semua pancaindera dan bagian otak lainnya. Gangguan yang ada pada bagian-bagian otak tersebut akhirnya turut mengganggu fungsi, kualitas, dan kemampuan bagian otak itu sendiri.


Ada beberapa makanan yang memicu anak-anak untuk bertingkah hiperaktif, rewel, atau mudah marah.
Makanan-makanan yang tinggi kadar gula atau karbohidrat (nasi dan tepung) bisa menurunkan glukosa darah yang berpengaruh besar pada mood.
 

"Makanan-makanan tersebut bisa memicu pelepasan hormon stres, seperti adrenalin dan kortisol. Ini adalah hormon-hormon yang membuat orang cepat teriritasi, khawatir, dan tak bisa diam. Tentu kita tak ingin anak-anak bertumbuh dalam kondisi seperti ini," jelas dr Ann Kulze, MD, pendiri situs 
www.dranns10steps.com.

Menurut Kulze, seluruh organ pada tubuh akan terpengaruh nutrisi yang kita konsumsi, terutama otak. Kebutuhan utama otak adalah asupan gula dari darah, asam amino, vitamin, mineral, dan asam lemak esensial dalam jumlah secukupnya. 
Makanan pembuat tak bisa tenang
"Zat tambahan pada makanan, pewarna makanan, dan pemanis buatan membuat sistem saraf kelewat aktif. Itu juga terjadi ketika terlalu banyak gula," jelas dr Jennifer Greenfield dari Center for Chiropractic Wellness.


Hingga kini, periset terus mencari tahu mengapa pewarna dan pengawet makanan bisa memengaruhi hiperaktivitas anak. 
Makanan-minuman yang paling parah menimbulkan kelebihan gula adalah donat, roti-rotian, cupcake, kue, permen, pancake, waffle, soda, dan minuman berpemanis lainnya.

Pola Makan Dan Nutrisi
  1. Diet GFCF ( Gluten Free - Casein Free ) : Hindarkan semua jenis makanan yang mengandung tepung terigu ( Roti, Kue-Kue, Snack, mi, dll ) Produk susu sapi ( Susu Bubuk/Kaleng, Keju, Kue-Kue yang dibuat dengan memakai Susu Sapi, Es Krim, Yogurt, Yakult, Snacks, dll). Hindarkan Beras Ketan karena kandungan Gluten yang cukup tinggi. Buatlah sendiri Kue atau Snack dengan menggunakan bahan-bahan yang diperbolehkan, Mis : Tepung beras, Tepung Larut, Tepung Tapioka.
  2. Diet Bebas Gula Jangan pula Gunakan gula buatan seperti : Saccharine, Aspartam ( Mis : Tropicana Slim, Equal ). Sebagai penggantinya bisa dipakai : Stevia, Glycerin, atau sarbitol.
  3. Hindarkan Makanan yang dibuat dengan Peragian, Mis : Tempe, Roti, dll.
4.            Kebutuhan Karbohidrat harus dipenuhi dengan makanan nasi yang cukup, makan terlalu banyak karbohidrat juga tidak baik. Perbanyak makan protein( Daging Sapi, Kambing, Unggas, Telur, Kedelai, Biji-bijian, dan kacang-kacangan ).
  1. Sebisa Mungkin Hindarkan Makan Ikan Karena Kandungan Logam Beratnya yang Tinggi Akibat Pencemaran Lingkungan Terutama Pada Ikan Laut. Ikan yang relatif aman dikomsumsi yaitu : Ikan Salmon, Tuna, Makarel/Tengiri.
  2. Perbanyak Makan Sayur-Sayuran dan buah-buahan Segar Sebagai Sumber Vitamin, Mineral, dan Serat ( Fiber ).
  3. Buatlah Anak Mau minum Air yang banyak ( Kira-kira 2 Liter sehari )
  4. Jangan Berikan Makanan Yang Mengandung campuran bahan-bahan Kimia (Additives), misalnya : Pengawet ( Preservatives ), Pewarna ( Colouring ), Penyedap ( Flavoring ). Jangan Tambahkan MSG atau Micin pada Setiap Masakan Anak Anda.
  5. Kerena Sebagian Besar Anak-anak Ini Mempunyai Alergi Makanan Akibat Penumpukan Makanan Yang Sama Akibat komsumsi Yang Berlebihan, Maka Perlu Diadakan Rotasi makanan ( Food Rotation ) Dengan menggunakan Makanan yang bervariasi.
  6. Lakukan Tes Alergi Makanan Lewat Pembuatan Food Diary ; Dengan Pengamatan Yang cermat Dapat Diketahui Efek Dari makanan Tertentu Terhadap Perubahan Kesehatan Maupun Perilaku Anak.
  7. Pemberian Suplement Penting untuk Melengkapi Kebutuhan nutrisi Yang Tidak Tercukupi dari makanan ( Multi-Vitamin, Mineral-Mineral, Enzim Pencernaan, Probiotik, Colustrum, dll ). Lihat Lampiran Tentang Suplemen.
  8. Periksalah Dengan Teliti Terlebih Dahulu Label makanan Untuk melihat Komposisi Dari makanan yang Akan Kita Beli Di Toko. Jangan beli jika terdapat bahan-bahan makanan yang dilarang seperti tersebut di atas. Karena Seringkali Komposisi ditulis dalam Bahasa Inggris, Daftar bahan makanan yang harus dihindari berikut ini mungkin bisa membantu : Wheat Flour, Milk ( dairy ), yeast, Monosodium Glutamate ( MSG ), Vegetable Oil, Natural Coloring, Natural Flavoring, Food Dyes, Preservatives.

0 komentar:

Posting Komentar